Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Melalui Metode Fermentasi Alami
Indonesia
merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan
luas area 3,68 juta hektare dan Sulawesi termasuk pulau yang penghasil kelapa
terbesar ketiga di Indonesia. Meskipun luas area tanaman kelapa terbesar, namun
bukan terdepan dalam produksi dan pemanfaatan tanaman kelapa. Permasalahan
tanaman kelapa di Indonesia terletak pada produk yang dihasilkan masih dalam
bentuk produk primer yang tidak kompetitif. Diperlukan kreativitas, inovasi
dalam pengembangan, perluasan (diversifikasi) pengolahan produk kelapa menjadi
produk yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Salah satu inovasi
yang perlu dikembangkan adalah pengolahan kelapa menjadi produk virgin coconut oil (VCO).
VCO
dapat diproses dari kelapa tanpa pemanasan dan tanpa perlakuan kimiawi. Berbagai metode telah dipelajari dalam pembuatan VCO. Salah satu metode
pembuatan VCO adalah metode fermentasi alami. Dalam metode ini sekalipun waktu
pemisahan VCO relatif lebih lama. Namun, metode fermentasi alami lebih
sederhana, ekonomis dan waktu pemisahan VCO yang relatif lama bisa di rekayasa
dengan menggunakan wadah fermentasi yang lebih dari satu. Sebab fermentasi alami
tidak memerlukan pemanasan sama sekali (hemat energi) dan tidak memerlukan
bahan tambahan apapun (lebih praktis dan ekonomis). Bakteri secara alami tumbuh
dalam campuran santan yang menyebabkan terjadi fermentasi secara alami dan
tanpa tambahan ragi. Semua limbah hasil proses pembuatan VCO dari buah kelapa
dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai tinggi dan dapat dilibatkan
sebagai media pendukung pembuatan VCO.
Produksi VCO melalui metode
fermentasi alami selama ini telah dilakukan, namun hanya pada satu aspek.
Sementara kualitas dan kuantitas produk VCO bukan hanya pada satu aspek, tetapi
tergantung dari aspek biologi, fisika dan kimia. Aspek biologi mencakup posisi
tanam kelapa, usia panen kelapa dan waktu tunda pengolahan kelapa. Sedangkan
aspek fisika meliputi metode pemarutan, penggunaan air kelapa sebagai media air
pemeras, jumlah pemerasan kelapa, penggunaan ampas, sabut dan tempurung kelapa
sebagai selimut wadah fermentasi pada pembuatan VCO. Aspek ketiga adalah aspek
kimia, yang meliputi suhu proses fermentasi, tekanan proses fermentasi dan
waktu fermentasi. Sehingga dengan memproduksi VCO melalui metode fermentasi
alami dengan memperhatikan ketiga aspek (biologi, fisika dan kimia), diharapkan
VCO yang dihasilkan unggul dari segi kualitas dan kuantitas.
Produksi VCO melalui metode
fermentasi alami telah dilakukan pada kondisi optimum berupa kelapa asal daerah
dataran rendah (0 – 400 meter dari permukaan laut), suhu kamar, tekanan standar
dan waktu fermentasi 24 jam. Variasi produksi berupa metode pemarutan, usia
panen kelapa, penggunaan air kelapa sebagai media air pemeras, jumlah pemerasan
kelapa, penggunaan ampas kelapa sebagai selimut wadah fermentasi pada pembuatan
VCO, waktu tunda sebelum pengolahan kelapa, dan waktu fermentasi telah dilakukan
pada produksi VCO secara fermentasi alami berbasis ramah lingkungan.
Sehingga
senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh pada VCO tetap utuh, khususnya asam
laurat dapat mencapai di atas 50%. Parameter utama kualitas VCO adalah
kandungan asam laurat dalam VCO harus berada pada interval 45% - 56%, kandungan
air maksimum 0,1% dan kandungan asam lemak bebas maksimum 2%, serta kandungan
asam lemak tidak jenuh minimal 6%. Asam laurat merupakan asam lemak rantai
menengah (medium chain fatty acid)
menjadi kata kunci terhadap kualitas VCO. Asam laurat pada VCO dalam tubuh
lebih mudah termetabolisme menghasilkan energi. Asam laurat memiliki sifat
antibiotik, anti virus, anti bakteri dan anti jamur yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Maka dengan demikian pengolahan kelapa menjadi VCO akan memperluas
manfaat kelapa. VCO tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan (minyak goreng)
tetapi juga bermanfaat di bidang farmasi, kesehatan dan kosmetik. Bahkan
pemanfaatan di bidang farmasi, kesehatan dan kosmetik menyebabkan harga
VCO menjadi berlipat ganda dibanding
minyak kelapa biasa.
Komentar
Posting Komentar